Kamis, 05 Agustus 2010

SABAR

SABAR
Sabar merupakan salah satu karakter utama seorang mukmin. Dan Allah SWT banyak menyebutkan keutamaan sikap sabar dalam al-Qur’an maupun as-Hadits. Salah satunya dalam QS. Ali Imran ayat 200 Allah SWT memerintahkan kita untuk bersabar.
“Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian”
Kemudian dalam QS. Az-Zumar ayat 10 Allah SWT berfirman tentang salah satu keutamaan orang-orang yang sabar.
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang diberi pahala tanpa batas..”
Selain ayat di atas, dalil-dalil tentang kesabaran sangat banyak dalam al-Qur’an maupun al-Hadits.
Salah satu definisi sabar ialah menahan diri ketika merespon sesuatu. Jika melihat salah satu definisi sabar tersebut, sabar tidak bisa diartikan sebagai sebuah sikap diam dan tidak bergerak. Karena sesuatu yang ada di hadapan kita dan akan memancing respon kita sangat banyak dan bermacam-macam dalam penilaian kita. Ada yang berupa hal-hal yang menyenangkan dan kita sukai dan tidak jarang pula berupa hal-hal yang tidak kita sukai. Oleh karena itu sabar tidak hanya dibutuhkan ketika seorang mukmin mendapat musibah saja, tetapi dalam berbagai situasi dan kondisi seorang mukmin membutuhkan sikap sabar ini melekat dalam hatinya. Hanya saja bentuk kesabaran itu yang berbeda-beda. Yang pasti, sabar bukanlah sebuah sikap pasif dalam menghadapi sesuatu atau pasrah dengan keadaan yang ada.
Macam-macam sabar di antaranya ialah sabar mnejalankan ketaatan kepada Allah SWT, sabar dalam menahan diri dari berbuat maksiat kepada Allah SWT, dan sabar ketika mendapat cobaan atau musibah dari Allah SWT. semua keadaan tersebut membutuhkan kesabaran dalam meresponnya.
Sabar dalam menjalankan ketaatannkepada Allah SWT contohnya ialah berpuasa Ramadhan. Berpuasa merupakan perintah Allah SWT dan menjalankannya merupakan bentuk ketaatan kepada-Nya. Oleh karena itu iita dituntut sabar dalam menjalankannya. Saat berpuasa kita bersabar dalam menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri bahkan marah pun kita tahan. Menahan diri seperti ini dikatakan merupakan salah satu bentuk kesabaran menjalankan ketaatan kepada Allah sekaligus menahan diri dari berbuat maksiat kepada Allah, karena misalnya saat berpuasa kita tidak sabar dengan berbicara kotor maka pahala puasa kita akan berkurang.
Bentuk kesabaran yang tak kalah penting pula ialah sabar ketika mendapat musibah. Yakni dengan tidak terlalu mengeluh atau meratapi atas apa yang menimpa kita berupa hal-hal yang tidak kita sukai itu. Akan tetapi kita sabar dengan menerima dan berusaha / berfikir apa yang seharunya kita lakukan untuk memperbaiki keadaan. Rosulullah SAW bersabda: “Sungguh mengangumkan urusan orang mukmin itu, sebab semua kondisinya bernilai baik baginya dan hal yang seperti ini tidak akan terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan lalu bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, lalu ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya” (HR. Muslim).
Melihat ralitas yang ada, sedikit sekali orang yang memiliki kesabaran. Atau jika ada pun kesabaran yang ada sangatlah sedikit. Seringnya kita mengatakan bahwa kesabaran kita sudah habis. Padahal, kesabaran itu tidak ada batasnya hanya saja sabar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sabar itu sulit, bukan berarti sabar itu tidak mungkin. Semoga kita bisa melatih diri menjadi pribadi penuh kesabaran. Mari kita jadikan moment Ramadhan untuk mengasah kesabaran kita. Wallahu a’lamu bishshowab.

AIN NURWS
2 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar